Senin, 08 Juli 2013

Sumber Pembiayaan Pembangunan Indonesia

Sumber-Sumber Pembiayaan Pembangunan Indonesia 

Minyak bumi, utang luar negeri dan perekonomian Indonesia ibarat segitiga sama sisi
dalam masa Orde Baru, yang ketiganya bertalian secara erat dan berhubungan satu
sama lain. Pada empat tahun pertama Pelita I, utang luar negeri adalah sumber utama
pembiayaan pembangunan, namun posisi tersebut berubah setelah adanya oil boom
pada awal tahun 1974. Selepas 1973 penerimaan dari ekspor minyak dan gas menjadi
begitu dominan sebagai sumber penerimaan devisa, mencapai diatas 60 persen.

- Ekspor
Sebagai penganut sistem ekonomi terbuka, lalu lintas perdagangan internasional
berperan penting dalam perekonomian dan pembangunan di Indonesia. Seberapa jauh
peran perdagangan luar negeri terlihat dari rasio antara ekspor ditambah impor
terhadap PDB, yang hanya 19,6 persen pada tahun 1969 menjadi 42,7 persen pada
tahun 1984. Sementara peranan ekspor terhadap PDB melonjak dari 10,2 persen pada
tahun 1969 menjadi 26,1 persen pada tahun 1984.
Pada dasawarsa 1970-an, ekspor non migas merupakan sumber utama penerimaan
devisa Indonesia, yang menyumbang hampir 80 persen dari penerimaan ekspor.
Adanya lonjakan harga minyak yang pertama tahun 1974, telah mengubah profil
ekspor secara drastis. Meskipun ekspor non migas meningkat dua kali lipat nilainya
selama 1971-1975, pangsanya dalam total ekspor menurun menjadi sekitar 25 persen.
Sejak itu, situasi ekonomi Indonesia dan prospeknya demikian terikat dengan
perkembangan pasar minyak. Peran migas sebagai sumber penerimaan negara
berlangsung hingga tahun 1981. Setelah 1981 kontribusi migas mulai menurun hingga
tahun 1985 menjadi 68,8 persen dari total ekspor. Di lain pihak, peranan ekspor non
migas kembali meningkat akibat menurunnya harga minyak dan volume produksi.
Pada tahun 1985, ekspor non migas meningkat lebih dari 31 persen dari total
penerimaan ekspor.

- Bantuan Luar Negeri
Pada awal Orde Baru, para penentu kebijakan menghadapi kelangkaan modal dan sumber pembiayaan pembangunan. Tabungan domestik waktu itu begitu rendah dan
tidak dapat diharapkan meningkat dalam waktu singkat. Jalan keluarnya adalah
pembiayaan pembangunan dari sumber-sumber luar negeri, dalam bentuk bantuan
luar negeri. Tak heran lagi, mengalirlah bantuan luar negeri, dalam bentuk pinjaman
lunak (loan) dan hibah ke Indonesia. Dalam neraca pembayaran, bantuan luar negeri
tercatat sebagai pemasukan modal pemerintah.

- Tabungan Masyarakat
Tabungan masyarakat adalah bagian dari pendapatan masyarakat pada periode
tertentu yang secara sukarela tidak digunakan untuk konsumsi pada periode tersebut.
Tabungan masyarakat yang produktif akan memberikan kontribusi yang berarti dalam
pembangunan apabila tabungan yang telah terhimpun tersebut digunakan untuk
mendukung pembentukan modal yang produktif yang dapat meningkatkan jumlah
barang dan jasa yang tersedia di masyarakat. Bab 12 Hutang Luar Negeri & Pembiayaan Pembangunan
Tabungan masyarakat ini harus diberdayakan agar NSB khususnya Indonesia tidak
terlalu tergantung pada utang luar negeri. Apabila tabungan masyarakat jumlahnya
besar, maka hal ini akan berpengaruh positif terhadap investasi. Pada akhirnya,
tabungan masyarakat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi.

- Penarikan Pinjaman Luar Negeri Indonesia
Penarikan akan pentingnya kebutuhan sumber dana yang berasal dari luar negeri telah dijadikan agenda dalam membahas perencanaan ekonomi sejak tahun 1947 melalui
perencanaan Hatta, seperti yang tertuang dalam Dasar-dasar Pokok dari pada Plan ini
disebutkan bahwa pinjaman luar negeri beserta penanaman modal asing di jadikan
sebagai unsur-unsur untuk membelanjai plan perekonomian Indonesia.
Ini berarti bahwa sejarah penarikan pinjaman oleh Indonesia dari Negara kreditur
telah berlangsung lama, jauh sebelum pemerintah Orde Baru lahir. Pemberian
bantuan baru diwarnai dengan suasana politik dan pertarungan ideologi yang kuat dan
kental, seperti kebanyakan negara-negara Asia Timur yang kontra Barat, Indonesia
lebih cenderung untuk memilih negara-negara Eropa Timur yang berideologi kontra
dengan Barat mitra dalam pinjaman dana.
Fakta ini dapat dilihat pada posisi utang Pemerintah Orde Lama yang masih harus
dibayar oleh Pemerintah Orde Baru. USSR menepati urutan pertama dalam daftar
negara-negara kreditur Indonesia.

sumber :
http://rowlandpasaribu.files.wordpress.com/2013/02/12-hutang-luar-negeri-dan-pembiayaan-pembangunan-di-indonesia.pdf

Tidak ada komentar:

:) :( ;) :D ;;-) :-/ :x :P :-* =(( :-O X( :7 B-) :-S #:-S 7:) :(( :)) :| /:) =)) O:-) :-B =; :-c :)] ~X( :-h :-t 8-7 I-) 8-| L-) :-a :-$ [-( :O) 8-} 2:-P (:| =P~ :-? #-o =D7 :-SS @-) :^o :-w 7:P 2):) X_X :!! \m/ :-q :-bd ^#(^ :ar!