Sebagai gambaran, dengan bantuan sebesar 50 juta rupiah, sebuah Kampung Wenekabaga di Distrik Pisugi Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua kini sudah mampu berbangga sebagai kampung penghasil strawberry, sayur dan buah-buahan organik. Setiap rumah tangga disana, saat ini setiap hari sudah bisa panen kurang lebih 200 butir strawberry dan 10 tumpuk cabai. Jika harga sebutir strawberry di pasar lokal adalah Rp1.000,- dan setumpuk capai dijual seharga Rp10.000,- , maka pendapatan rumah tangga tersebut sangat jauh diatas BLSM yang hanya sebesar Rp150.000,-/bulan
Padahal setelah sidang Paripurna selesai, maka pemerintah resmi menaikkan harga BBM subsidi jenis premium dan solar. Harga premium naik Rp 2.000 menjadi Rp 6.500 per liter dan solar naik Rp 1.000 menjadi Rp 5.500 per liter, Namun Bantuan yang diberlakukan masih terbilang kecil.
Dan BLSM bukan sarana efektif untuk meredam keresahan masyarakat karena Uang Rp 150 ribu per bulan selama empat bulan itu tidak berarti apa-apa, jika dibandingkan dengan harga kebutuhan pokok yang melambung usai kenaikan BBM.
Terlebih BLSM tidak langsung mendidik masyarakat untuk menjadi pribadi malas.
sumber:
-http://politik.kompasiana.com/2013/06/27/blsm-pasti-tidak-berhasil-568983.html
-www.medanbisnisdaily.com/news/read/2013/06/29/37536/pemberian_blsm_di_siantar_tidak_mendidik/#.UdLPzPlGJMs
Tidak ada komentar: